Ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Jakarta tanpa orang tua, ya karena makan, dsb aku harus bisa atur sendiri .
Ketika pertama kali nya nyampai di stasiun pasar senen, aku mengetahui bahwa watak orang jawa sama orang jakarta jauh berbeda . Melihat saat teman aku kesusah payah bawa koper turun tangga dan akhirnya jatuh, padahal banyak disana orang-orang tapi tidak ada yang peduli .
Lanjut saat aku tiba di kos, aku sudah booking kamar padahal dan tidak ada orang satupun yang menyambut, padahal sudah dibilang kita akan sampai dini hari. Akhirnya teman aku menelfon ibu kos, dan ibu kos nya masih di jalan' tiba-tiba perutku sangat sakit dan menuntutku untuk ke kamar mandi. Akhirnya kita telfon ibu kos lagi, dikasih tau toilet umum nya. Daaan ternyata toiletnya sangaaaaaat kotor, karena emg dsni setiap kamar ada kamar mandi nya . Kita telfon lagi ibu kos untuk minta kunci kamar kita, ada di kaleng dapur, tapi kita heran mengapa kamar 29, ternyata orang yg di kamar kita booking belum keluar . Akhirnya kita ke kamar 29 di lantai 3. Seperti tidak ada persiapan sama sekali, kamarnya seperti belum di sapu dan di pel . Sedih rasanya padahal ini kos mahal dan berada di perumahan --' Hari pertama di Jakarta aku merasa tidak betah rasanya pengen balik ke kos aku yang di semarang yang lebih nyaman, bahkan aku berfikir "kenapa aku ga PKL di semarang aja ya?" Astaghfirullah aku selalu begitu, terlalu sering menyesal . Oke aku mencoba perlahan-lahan memperbaikinya :)
Lanjuut. Ternyata aku dan temanku di kamar itu sampai 2 hari!! Rasanyaaaa kesel bangeet . Padahal kita udh booking kamar di bawah duluan, dan ibunya selalu menagih2 uang kos untuk lunas . Hmmm kehidupan di Jakarta mungkin ya, jadi menuntut untuk "butuh duit" banget .
Ya iyalah, saat aku makan puuun,, mahal-mahal 10rb aja tidak ada, bahkan makan di pinggir jalan sekalipun --'
Uuuh sungguh keras kehidupan ini. Aku bersyukur di Semarang setidaknya aku masih bisa makan di tempat yang layak dan murah! Aku mungkin terlalu menguras uang aku sampai makan yang banyak bangeeet di Semarang .
Di Jakarta aku tidak bisa makan banyak, ya gimana mahal . Hahaha ..
Tempat yang biasa-biasa yang pinggir jalan aja mahal apalagi tempat-tempat makan .
Disini mengajarkan aku untuk bersyukur banget ditakdirkan untuk kuliah di Semarang .
Dan tadi malam, ingin rasanya aku sesekali sholat di Masjid, ya Masjid sekitaran kos aja. Dan akhirnya kita yang tidak tau masjid, pas adzan isya cuma berusaha mencari sumber suara adzan. Hahaa.. Jadi kita masuk-masuk ke perumahan warga. Aku kosnya ada di kompleks perumahan yang rata-rata rumahnya emang ekonomi menengah ke atas . Dan saat aku keluar dari perumahan mencari sumber masjid, ternyaaataa di perumahan warga itu rumahnya sangat dempet jalanan kecil . Ga ada rumah yang ada halaman nya . Mungkin karena jakarta luasnya sedikit tapi penduduk nya banyak kalii yaa .
Ya karena dempet-dempet gitu pas kita dapati sumber suara masjid eeeeh ternyata itu rumah, dan masjid ternyata ada dibaliknya dan akhirnya kita pun bertanya ke warga sekitar . Dan masuk kemasjid itu nyempil-nyempil banget, disitu aku malah lebih melihaaat rumah-rumah kecil dan itu di pinggir kali ! Mana kali itu bau juga .. Astaghfirullah. Mana itu rumahnya bener-bener kecil, ada yang langsung kamar doang, Astaghfirullah yang biasanya fenomena ini aku lihat di tv-tv aku liat ini secara nyata . kita harus banyak-banyak bersyukur setidaknya kehidupan kita lebih layak dari mereka.
Jakarta emang mengajarkan kerasnya kehidupan, aku tidak nyangka di Jakarta Pusat ini,, dimana di sekitarnya ada Universitas yang bergengsi yg ternama juga yang isinya orang-orang kaya, yang mana banyak perusahaan disini, ternyataa dibalik itu banyak orang-orang yang terlantar, yang mungkin di benak mereka bisa hidup aja Alhamdulillah .
Kusimpan keluhan ku terhadap kosan aku, dsb. Ya karena masih banyak dibawah sana hidup dan tidur di rumah yang sangat kecil.
Kusimpan keluhan ku terkait aku tidak bisa makan enak, Ya karena mereka dibawah sana, mungkin makan dari sisa-sisa makan kita.
Teman-teman banyak-banyak lah bersyukur dan kurangi mengeluh . Karena kita belum pernah merasakan kerasnya kehidupan yang sebenarnya .
Mindset orang-orang yang bilang hidup di Jakarta akan makmur mah salah besar . Aku liat emang di Jakarta banyak orang rantauan terlihat saat aku makan, ada yang ngomong bahasa minang, ada ngomong bahasa Jawa, dsb. Banyak sekali orang rantauan disini. Jakarta sudah terlalu full. Sebaiknya kita datang memperbaiki tanah kelahiran kita aja, atau yang lainnya.. :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar